Rabu, 24 Februari 2010

ADHD dan kondisi-kondisi medis lainnya

ADHD dapat menyertai penyakit lain seperti kecemasan atau depresi. Kombinasi semacam itu dapat sangat menyulitkan diagnosa dan pengobatan. Kajian akademis dan penelitian dalam praktik swasta menunjukkan bahwa depresi pada ADHD tampaknya semakin lazim pada anak-anak ketika mereka sudah tua, dengan tingkat kenaikan yang lebih tinggi pada anak perempuan daripada anak laki-laki, dan untuk berubah dengan prevalensi dengan subtipe dari ADHD. Apabila suatu gangguan mood merumitkan ADHD maka akan lebih bijaksana untuk mengobati gangguan mood pertama, tetapi orangtua anak-anak yang menderita ADHD seringkali ingin agar diobati dengan ADHD pertama, karena respons terhadap pengobatan akan lebih cepat.

Kekurangan perhatian dan "hiperaktif" perilaku bukanlah satu-satunya masalah pada anak-anak dengan ADHD. ADHD ada sendirian di hanya sekitar 1 / 3 dari anak-anak didiagnosis dengan itu. Banyak rekan-kondisi yang ada kursus lain memerlukan perawatan dan harus didiagnosis secara terpisah bukannya dikelompokkan dalam diagnosa ADHD. Beberapa kondisi yang terkait:

  • Pemberontak oposisi gangguan (35%) dan gangguan perilaku (26%) yang keduanya ditandai dengan perilaku antisosial seperti keras kepala, agresi, sering marah-marah, tipu daya, berbohong, atau mencuri, pasti menghubungkan komorbiditas gangguan ini dengan gangguan kepribadian antisosial (ASPD); sekitar setengah dari mereka yang hiperaktif dan ODD atau CD ASPD berkembang di masa dewasa.
  • Gangguan kepribadian borderline, yang menurut studi tentang kejiwaan wanita 120 pasien yang didiagnosis dan diobati untuk berhubungan dengan ADHD BPD di 70% dari kasus-kasus itu.
  • Gangguan utama kewaspadaan, yang dicirikan oleh miskin perhatian dan konsentrasi, serta kesulitan tetap terjaga. Anak-anak ini cenderung gelisah, menguap dan meregangkan dan tampaknya menjadi hiperaktif dalam rangka untuk tetap waspada dan aktif.
  • Mood disorders. Laki-laki didiagnosis dengan subtipe gabungan telah menunjukkan kemungkinan menderita gangguan suasana hati.
  • Bipolar disorder. Sebanyak 25% dari anak-anak dengan ADHD memiliki gangguan bipolar. Anak-anak dengan kombinasi ini mungkin menunjukkan lebih banyak masalah agresi dan perilaku dibandingkan dengan ADHD sendirian.
  • Anxiety disorder, yang telah ditemukan pada anak perempuan Common didiagnosis dengan subtipe lalai dari ADHD.
  • Obsesif-kompulsif. OCD diyakini berbagi komponen genetik ADHD dan berbagi banyak karakteristiknya.

1 komentar:

  1. Pusat Terapi dan Tumbuh Kembang Anak (PTTKA) Rumah Sahabat Yogyakarta melayani deteksi dini anak berkebutuhan khusus dengan psikolog, terapi wicara, sensori integrasi, behavior terapi, Renang& musik untuk anak berkebutuhan khusus, terapi terpadu, home visit terapi & program pendampingan ke sekolah umum. informasi lebih lanjut hubungi 0274 8267882

    BalasHapus