Kamis, 29 April 2010

Gangguan Matematika

Gangguan matematika sebenarnya adalah suatu ketidakmampuan dalam melakukan keterampilan aritmatika yang diharapkan untuk kapasitas intelektual dan tingkat pendidikan seseorang. Keterampilan aritmatika diukur dengan tes yang dibakukan dan diberikan secara individual. Tidak adanya kemampuan matematika yang diharapkan mengganggu kinerja sekolah atau aktivitas hidup sehari-hari, dan gangguan yang adalah melebihi dari gangguan yang menyertai defisit neurologis atau sensorik yang ada.

Gangguan matematika telah dikenali selama banyak dekade, seperti yang ditunjukan oleh banyaknya istilah yang telah digunakan, tetapi tidak dikenali sebagai gangguan psikiatrik sampai tahun 1980 dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi ketiga (DSM-III). Terminologi di masa lalu untuk gangguan ini adalah ”sindrom Gerstmann,” ”diskalkulia,” ”gangguan aritmatika kongenital,” ”akalkulia,” dan ”gangguan aritmatika perkembangan.”

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV), gangguan matematikan adalah salah satu gangguan belajar. Gangguan dalam empat kelompok keterampilan telah diidentifikasi pada gangguan matematika: keterampilan linguistik (yang berhubungan dengan mengerti istilah matematika dan mengubah masalah tertulis menjadi simbol matematika), keterampilan perseptual (kemampuan mengenali dan mengerti simbol dan mengurutkan kelompok angka), keterampilan matematika (penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dasar dan urutan operasi dasar), dan keterampilan atensional (menyalin angka dengan benar dan mengamati simbol operasional dengan benar).

Gangguan lain seringkali menyertai gangguan matematika, termasuk gangguan membaca, gangguan koordinasi perkembangan, dan gangguan bahasa reseptif/ekspresif campuran. Tidak seperti DSM-IV, gangguan yang sama dalam International Classification of Disease revisi ke-10 (ICD-10) tidak memasukkan ketidakmampuan membaca dan mengeja.

1. Epidemiologi

Prevalensi gangguan matematika belum diteliti dengan baik dan dapat diperkirakan dengan kasar sebesar 6 persen dari anak-anak usia sekolah yang tidak mengalami retardasi mental. Besarnya keterbatasan pendidikan mempengaruhi angka tersebut adalah tidak jelas. Data tidak berarti bahwa anak dengan gangguan belajar atau ketidakmampuan bahasa lainnya. Rasio jenis kelamin gangguan matematika masih diteliti. Gangguan mungkin lebih sering pada anak perempuan dari pada anak laki-laki.

2. Etiologi

Penyebab gangguan matematika adalah tidak diketahui. Suatu teori awal mengajukan defisit neurologis dihermisfer serebral kanan, terutama di lobus osipitalis. Daerah tersebut adalah bertanggung jawab untuk memproses stimuli visual-spasial yang, sebaliknya, adalah bertanggung jawab untuk keterampilam matematika. Tetapi, keabsahan teori tersebut mendapatkan sedikit dukungan pada penelitian neuropsikiatrik setelahnya.

Pandangan sekarang adalah bahwa penyebabnya adalah multifaktorial. Faktor maturasional, kognitif, emosional, pendidikan, dan sosioekonomi menyebabkan berbagai derajat dan kombinasi untuk gangguan matematika. Dibandingan dengan membaca, kemampuan aritmatika tampaknya lebih tergantung pada jumlah dan kualitas instruksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar