Selasa, 16 Maret 2010

Ciri Autisme

Ciri utama dari autisme adalah gerakan stereotip berulang yang tidak memiliki tujuan seperti berulang – ulang memutar benda, mengepakan tangan, berayun kedepan dan belakang dengan tangan memeluk kaki. Sebagian anak autistik meyakiti diri sendiri, bahkan saat mereka berteriak kesakitan. Mereka mungkin membenturkan kepala, menampar wajah, mengigit tangan dan pundak, atau menjambak rambut mereka. Mereka dapat pula menjadi tantrum atu merasa panik secara tiba – tiba. Ciri lain dari autisme adalah menilak perubahan pada lingkungan, ciri yang diberi istilah ”penjagaan kesamaan” Bila ada objek – objek yang dikenal dan digeser dari tempatnya, walaupun sedikit, anak autistik dapat menjadi tantrum atau menangis terus menerus sampai objek tersebut dikembalikan pada tempatnya.

Anak – anak autistik dikuasai oleh ritual. Guru dari seorang anak perempuan autistik berusia 5 tahun belajar untuk menyapanya setiap pagi dengan mengatakan ”Selamat pagi Lily, saya sangat senang bertemu dengan kamu” (Diamond, Baldwin & Diamong, 1963). Walaupun Lily tidak berespons terhadap kata – kata tersebut namun ia akan berteriak bila gurunya menghilangkan salah satu kata `sangat` dari kalimat tersebut.

Anak – anak autistik tampaknya gagal untuk mengembangkan konsep diri yang terdiferensiasi, perasaan bahwa mereka merupakan individu yang terpisah. Walaupun menunjukan perilaku yang tidak biasa, sering kali mereka tampak cukup menarik dan pandai. Namun, bila diukur berdasarkan tes – tes yang terstandarisasi, perkembangan intelektual mereka cenderung berada dibawah normal. Tiga diantara empat anak menunjukan tanda – tanda retardasi mental (Rapin, 1997). Mereka yang intelegensinya berfungsi pada taraf rata – rata tetap memperlihatkan defisit fitas – aktifitas yang membutuhkan kemampuan simbolisasi sepertimengenali emosi, berpartisipasi dalam bermain simbolik dan memecahkan masalah secara konseptual. Mereka juga menunjukan kesulitan dalam mengikuti tugas – tugas yang melibatkan interaksi dengan orang lain. Walaupun demikian, hubungan antara autisme dengan imtelegensi sebenarnya tidak jelas, karena kesulitan dalam melakukan tes IQ pada anak – anak ini. Pengetesan memrlukan kerja sama, suatu keterampilan yang amat tidak dimiliki oleh anak – anak autis. Hal yang paling mungkin dilakukan hanyalah memperkirakan kemampuan intelektual mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar