Kamis, 29 April 2010

GANGGUAN DEFISIT-ATENSI

1. Epidemiologi

Laporan tentang insidensi GDAH di Amerika Serikat adalah bervariansi dari 2 sampai 20 persen anak-anak sekolah dasar. Angka yang lama adalah kira-kira 3 sampai 5 persen anak-anak sekolah dasar purbetas. Di Inggris, insidensi dilaporkan lebih rendah dibandingkan di Amerika Serikat, kurang dari 1 persen. Anak laki-laki memiliki insidensi yang lebih tinggi dibandingkan anak perempuan, dengan rasio 3 berbanding 1 sampai 5 berbanding 1. Gangguan paling sering ditemukan pada anak laki-laki yang pertama. Orangtua dari anak-anak dengan GDAH menunjukan peningkatan insidensi hiperkinesis, sosiopati, gangguan penggunaan alkohol, dan gangguan konversi. Walaupun onset biasanya pada usia 3 tahun, diagnosis biasanya tidak dibuat sampai anak dalam sekolah dasar dan situasi belajar yang terstruktur, termasuk rentang perhatian dan konsentrasi yang sesuai dengan perkembangannya.

2. Etiologi

Penyebab gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas tidak diketahui. Sebagian besar anak dengan GDAH tidak menunjukan tanda-tanda cedera struktural yang besar pada sistem syaraf pusat. Sebaliknya, sebagian besar anak dengan gangguan neurologis yang diketahui yang disebabkan oleh cedera otak tidak menunjukan defisit atensi dan hiperaktivitas. Walaupun tidak adanya dasar neurofisiologis atau neurokimia spesifik untuk gangguan, gnagguan dapat diperkirakan berhubungan dengan berbagai gangguan lain yang mempengaruhi fungsi otak, seperti gangguan belajar. Faktor penyumbang yang diajukan ntuk GDAH adalah pemaparan toksin pranatal, prematuritas, dan kerusakan mekanis pranatal pada sistem saraf janin.

Penyedap makanan, zat pewarna, pengawet, dan gula telah juga diperkirakan sebagai kemungkinan penyebab untuk perilaku hiperaktif. Tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas.

Faktor genetik. Bukti-bukti untuk dasar genetik untuk gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas adalah lebih besarnya angka kesesuaian dalam kembar monozigotik dibandingkan kembar dizigotik. Juga, sanak saudara anak-anak hiperaktif memiliki risiko dua kali menderita gangguan dibandingan populasi umum. Salah satu sanak saudara mungkin memiliki gejala hiperaktivitas yang menonjol, dan yang lain memiliki inatensi yang menonjol.

Cedera otak. Telah lama diperkirakan bahwa beberapa anak yang terkena GDAH mendapatkan cedera otak yang minimal dan samar-samar pada sistem saraf pusatnya selama periode janin perinatalnya. Atau cedera otak mungkin disebabkan oleh efek sirkulasi, toksik, metabolik, mekanik, dan efek lain yang merugikan dan oleh stres dan kerusakan fisik pada otak selama masa bayi yang disebabkan oleh infeksi, peradangan, dan trauma. Cedera otak yang minimal, samar-samar, dan subklinis mungkin bertanggung jawab untuk timbulnya gangguan belajar dan GDAH. Tanda neurologis nonfokal (lunak) sering ditemukan.

Faktor neurokimiawi. Banyak neurotransmiter telah dihubungkan dengan gejaladefisti-atensi dan hiperaktivitas. Sebagian, temuan adalah berasal dari pemakaian banyak medikasi yang menimbulkan efek positif pada gangguan. Obat yang paling banyak diteliti dalam terapi gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas, stimulan, mempengaruhi dopamin maupun norepinefrin, yang menghasilkan hipotesis neurotransmiter yang menyatakan kemungkinan disfungsi pada sistem adrenergik dan dopaminergik.

Faktor neurologis. Otak manusia normalnua menjalani kecepatan pertumbuhan utama pada beberapa usia: 3 sampai 10 bulan, 2 sampai 4 tahun, 6 sampai 8 tahun, 10 sampai 12 tahun, dan 14 sampai 16 tahun. Beberapa anak mengalami maturasi pertumbuhan secara berurutan dan menujukan gejala GDAH yang tampaknya sementara. Suatu korelasi fisiologis adalah ditemukannya berbagai pola elektroensefalogram (EEG) abnormal yang terdisorganisasi dan karakteristik untuk anak kecil. Pada beberapa kasus temuan EEG menjadi normal dengan berjalannya waktu.

Faktor psikososial. Anak-anak dalam institusi seringkali overaktif dan memiliki rentang atensi yang buruk. Tanda tersebut dihasilkan dari pemutusan emosional yang lama, dan gejala menghilang jika faktor pemutus dihilangkan, seperti melalui adopsi atau penempatan di rumah penitipan. Kejadian fisik yang menimbulkan stres, suatu gangguan dalam keseimbangan keluarga, dan faktor yang menyebabkan kecemasan berperan dalam awal atau berlanjutnya GDAH. Faktor predisposisi munkin termasuk temperamen anak, faktor genetik-familial, dan tuntutan sosial untuk mematuhi cara berkelakuan dan bertindak yang rutin. Status sosioekonomi tampaknya bukan merupakan faktor predisposisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar