Kamis, 29 April 2010

Gangguan Membaca 2

1. Diagnosis

Ciri diagnostik utama gangguan membaca adalah pencapaian membaca yang jelas dibawah kapasitas intelektual seseorang (Tabel 36.1-1). Ciri karakteristik lain adalah kesulitan dalam mengingat, evokasi, dan mengikuti huruf dan kata yang dicetak dalam memproses konstruksi tata bahasa yang sulit, dan dengan membuat kesimpulan. Secara klinis, pengamat terkesan oleh interaksi antara ciri emosional dan spesifik. Pengalaman kegagalan disekolah tampaknya menegakkan keraguan yang ada sebelumnya yang dimiliki beberapa anak tentang dirinya sendiri. Energi beberapa anak adalah sangat terikat pada konflik psikologisnya sehingga mereka tidak mampu menggunakan kemampuannya. Pemeriksaan psikiatrik harus menilai kebutuhan akan intervensi psikiatrik dan memutuskan terapi yang tepat.

Diagnosis gangguan membaca tidak dapat ditegakkan tanpa dikuatkan oleh tes pencapaian membaca yang baku, dan gangguan perkembangan pervasif dan retardasi mental harus disingkirkan.

2. Diagnosis Banding

Defisit dalam bahasa ekspresif dan diskriminasi diucapan biasanya ditemukan pada gangguan memebaca dan mungkin cukup parah sehingga membutuhkan diagnosis tambahan gangguan bahasa ekspresif atau gangguan bahasa reseptif/ekspresif campuran. Gangguan ekspresi tulisan seringkali ditemukan. Pada beberapa kasus terdapat ketidaksesuaian antara skor kecerdasan verbal dan kinerja. Defisit perseptual visual ditemukan hanya pada kira-kira 10 persen kasus.

Kesulitan membaca mungkin disebabkan terutama oleh gangguan menyeluruh dalam fungsi intelektual yang ditemukan pada retardasi mental, yang dapat diperiksa dengan memberikan tes kecerdasan baku.

Pendidikan sekolah yang tidak adekuat yang menyebabkan keterampilan membaca yang buruk dapat ditemukan dengan menemukan apakah anak lain dalam sekolah yang sama memiliki kinerja membaca yang buruk yang serupa pada tes membaca baku.

Gangguan mendengan dan visual harus disingkirkan dengan tes skrining.

Gangguan membaca seringkali menyertai gangguan emosional dan perilaku lain, terutama gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas, gangguan konduksi, dan gangguan depresif, terutama pada anak-anak yang lebih tua dan remaja.


Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Membaca

A. Pencapaian membaca, seperti yang diukur oleh tes baku yang diberikan secara individual tentang keakuratan ata pemahaman membaca, adalah jelas dibawah tingkat yang diharapkan menurut usia kronologis pasien, inteligensia yang terukur, dan pendidikan yang sesuai dengan usia.

B. Gangguan dalam kriteria A secara bermakna mengganggu pencapaian akademik arau aktivitas kehidupan sehari-hari yang memerlukan keterampilan membaca.

Jika terdapat defisit sensorik, kesulitan membaca adalah melebihi apa yang biasanya berhubungan dengannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar